Oleh: Prof. Richard Claproth, Ph.D
Dalam era inovasi dan upaya pencegahan penyakit, proyek pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia di lima kota Indonesia menjadi pusat perhatian dunia. Hasil kajian risk assessment yang dilakukan oleh tim ahli multidisiplin mengungkapkan temuan luar biasa yang patut diperhatikan.
Tim ahli ini, terdiri dari pakar ekologi, entomologi medis, evolusi biologis, dan kedokteran, telah menjalankan penilaian risiko mendalam terkait pelepasan Aedes aegypti terinfeksi Wolbachia. Dengan dukungan 20 ahli independen dari institusi ternama seperti IPB, Airlangga, dan UGM, kelompok ini mencakup keberagaman ilmu pengetahuan dan keahlian, mulai dari virologi hingga ekonomi. Semua ini dilakukan dengan menggunakan metodologi standar dari Commonwealth Scientific Industrial Research Organization (CSIRO) di Australia.
Hasil kajian, yang dipublikasikan dengan judul “Risk Assessment on the Release of Wolbachia-Infected Aedes aegypti in Yogyakarta, Indonesia,” membawa kabar mengejutkan karena mengidentifikasi sejumlah bahaya serius sebagai konsekuensi dari pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia. Artikel ini akan menjelajahi temuan mengejutkan dari risk assessment, membahas bahaya-bahaya yang teridentifikasi, dan menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dan pengelolaan risiko yang efektif terkait proyek ini di lima kota di Indonesia.
Temuan Kunci dari Identifikasi dan Pemetaan Bahaya
- Dampak Buruk pada Ekologi (19 Bahaya): Pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia dapat merusak ekosistem nyamuk, menciptakan risiko serius terhadap keseimbangan alam. Dua bahaya yang menjadi sorotan adalah “selection for more virulent arboviruses” dan “change in genetic diversity.”
- “Selection for more virulent arboviruses” merujuk pada proses pemilihan arbovirus yang lebih virulen, berpotensi meningkatkan risiko wabah penyakit serius.
- “Change in genetic diversity” mengacu pada perubahan dalam keragaman genetik suatu populasi, yang dapat mempengaruhi ketahanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
- Efikasi Pengelolaan Nyamuk (12 Bahaya): Pelepasan nyamuk dapat mengurangi efektivitas pengelolaan nyamuk, meningkatkan potensi penyebaran penyakit. Beberapa bahaya mencakup:
- Perubahan perilaku nyamuk (probabilitas 10%).
- Peningkatan kasus demam berdarah sebesar 15% dan kemungkinan patogen baru sebesar 7%, terkait dengan meningkatnya tingkat gigitan nyamuk Wolbachia.
- Berkurangnya kemampuan mengontrol nyamuk di rumah sebesar 16%.
- Peningkatan resistensi terhadap insektisida sebesar 5%.
- Standar Kesehatan Masyarakat yang Lebih Rendah (14 Bahaya): Risiko terkait kesehatan masyarakat melibatkan penurunan standar kesehatan dan meningkatnya risiko penyebaran penyakit.
- Gangguan terhadap upaya pengendalian demam berdarah (3M) sebesar 10%.
- Peningkatan tingkat “Dengue vector competence” (kemampuan nyamuk sebagai vektor penyakit dengue) sebesar 5%.
- Dampak Ekonomi dan Sosial-Budaya yang Signifikan (13 Bahaya): Ancaman terhadap aspek ekonomi dan sosial-budaya masyarakat dapat timbul sebagai akibat dari pelepasan nyamuk terinfeksi.
- Pengurangan penghasilan ekonomi sebesar 10% dan peningkatan pengeluaran sebesar 5%.
- Dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial-budaya sebesar 18%.
- Peningkatan saling menyalahkan dan mencari kambing hitam sebesar 30%.
- Potensi terbelahnya masyarakat akibat social fear, social conflict, dan kasus hukum berupa class action yang masing-masing menigkat 50%. Gila!.
- Secara internasional, standar bahaya mencapai 56 items, tetapi studi dan diskusi para ahli di Indonesia menemukan total bahaya di Indonesia mencapai 58. Tambahan 2 bahaya adalah Bahaya Bersama berupa Tingkat Gigitan yang Meningkat dan Penularan Patogen Non-Dengue menjadi fokus ahli. Hal ini menambah kompleksitas risiko yang perlu diatasi
Kesimpulan:
Berdasarkan temuan kajian risk assessment terkait proyek pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia di lima kota Indonesia, dapat disimpulkan bahwa proyek ini membawa sejumlah bahaya serius yang harus diperhatikan dengan cermat. Beberapa temuan kunci mencakup dampak buruk pada ekologi nyamuk, penurunan efikasi pengelolaan nyamuk, penurunan standar kesehatan masyarakat, serta dampak ekonomi dan sosial-budaya yang signifikan.
Dalam konteks dampak buruk pada ekologi, perubahan signifikan pada keseimbangan ekosistem nyamuk dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan. Khususnya, pemilihan arbovirus yang lebih virulen dan perubahan dalam keragaman genetik nyamuk dapat membawa konsekuensi serius terhadap penyebaran penyakit dan ketahanan populasi terhadap tekanan lingkungan.
Efikasi pengelolaan nyamuk juga menjadi perhatian, dengan potensi perubahan perilaku nyamuk, peningkatan kasus demam berdarah, dan resistensi terhadap insektisida. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan efektivitas langkah-langkah kontrol nyamuk yang telah diterapkan sebelumnya, meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Risiko terkait standar kesehatan masyarakat yang lebih rendah melibatkan gangguan pada upaya pengendalian demam berdarah dan peningkatan tingkat “Dengue vector competence.” Hal ini dapat mengarah pada penurunan standar kesehatan masyarakat dan peningkatan risiko penyebaran penyakit dengue.
Dampak ekonomi dan sosial-budaya yang signifikan termasuk pengurangan penghasilan ekonomi, peningkatan pengeluaran, dan potensi konflik sosial. Saling menyalahkan dan mencari kambing hitam dapat memperburuk ketegangan sosial, sementara kemungkinan terbelahnya masyarakat menjadi dampak yang serius.
Kesimpulan akhirnya adalah bahwa masyarakat di lima kota yang disebar nyamuk Wolbachia harus memahami secara mendalam potensi bahaya yang terlibat dalam proyek ini. Kompleksitas dan seriusnya risiko dalam proyek ini menuntut kesadaran masyarakat dan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Masyarakat di lima kota tersebut diingatkan untuk lebih memahami dan terlibat dalam mengelola risiko yang mungkin timbul. Dengan begitu, proyek pelepasan nyamuk Wolbachia ini dapat dijalankan dengan lebih aman dan efektif demi kebaikan bersama.