Apakah semua vaksin aman? ternyata salah, menyesatkan. Tidak sepenuhnya benar.
Sebelum lebih jauh, bagaimana anda mengartikan sebuah kosakata ‘aman’ bagi kehidupan anda? terutama berbicara tubuh dan kesehatan? Tampaknya kita kebanyakan sepakat bahwa makna dari ‘aman’ adalah suatu hal yang tidak membahayakan, merugikan, dan beresiko bagi kita sendiri.
Arti ‘Aman’ itu sendiri menurut KBBI adalah pasti; tidak meragukan; tidak mengandung risiko. Tenteram; tidak merasa takut atau khawatir.
Salah satu pernyataan yang paling umum, paling kuat dan paling sering diulang dari pemerintah dan media adalah jaminan bahwa semua vaksin aman.
Pernyataan-pernyataan itu tidak pernah didukung oleh bukti dan masyarakat harus mempercayai apa yang mereka katakan. Vaksin disuntikkan ke dalam tubuh manusia dan keamanannya adalah yang paling penting bagi kesehatan semua individu dan kesehatan masyarakat.
Jadi mari kita lihat fakta, data, dan sains yang sebenarnya untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Transparansi informasi menyeluruh
Apakah pemerintah Indonesia sendiri memiliki pusat informasi sebagai hub terkati rekam jejak pra-pasca vaksinasi? jawabannya, tidak.
Pemerintah Indonesia anehnya tidak meniru langkah sebagaimana acuan mereka sebelumya dalam menghadapi status pandemi ini.
Dalam catatan resmi dari pemerintah AS yang dapat diakses di openvaers.com, kami menemukan lebih dari 16.000 kematian. Beberapa dari kematian tersebut dilaporkan oleh masyarakat dan mungkin tidak secara benar disebabkan oleh vaksin, juga diketahui bahwa hanya sejumlah kecil efek samping yang dilaporkan ke sistem VAERS sehingga jumlahnya juga bisa jauh lebih tinggi.
Data tentang kematian yang disebabkan oleh vaksin antara tahun 1990 dan hari ini dari data VAERS AS terlihat sebagai berikut:
Studi internal pemerintah AS baru memperkirakan jumlah sebenarnya kematian yang disebabkan oleh Vaksin Covid 19 di AS hingga lebih dari 150.000 orang. Studi
Data tersebut tentu tidak 100 persen akurat, tetapi fakta bahwa banyak orang meninggal karena vaksin tidak dapat disangkal. Data dari negara lain mengkonfirmasi hal ini.
Informasi yang menyeluruh dari fase pra hingga pasca. Kehebohan narasi vaksinasi hanya berbicara sepotong lewat bertubi-tubinya promosi untuk mengajak vaksinasi saja. Apa yang terjadi selepasnya, seperti dianggap tidaklah begitu penting.
Toh, wishful thinking pemerintah memang yakin bahwa vaksin tersebut berstatus ‘aman’. Apalagi sudah disetujui lembaga BPOM yang diklaim bersikap objektif dalam meneliti semua kandungan vaksin. Lucunya, staf BPOM menjawab bahwa mereka sendiri tidak tahu secara data: mana vaksin yang berkualitas-berfungsi, mana yang tidak.
Dua sisi penyajian
Pack journalism adalah ciri bagaimana media mainstream kini mengabarkan informasi kepada publik. Jurnalisme paket adalah karakterisasi pelaporan berita yang homogen. Jurnalisme paket terjadi karena ketergantungan reporter hanya mengandalkan satu sama lain dengan acuan satu sumber. Sumber yang diyakini shahih secara otoritas, sekalipun kontradiktif dengan realita di lapangan.
Timothy Crouse menggambarkan istilah pack journalism sebagai stagnanisasi dunia jurnalistik. Ketika sumber bersifat homogen sekalipun berbeda label-kemasan narasumber, tetap memiliki konflik kepentingan dibalik kode etik jurnalistik itu sendiri.
Semuanya sama-sama bergantung pada satu sumber untuk akses. Pack journalism adalah ciri bagaimana media mainstream menyajikan nformasi kepada publik. Jurnalisme paket adalah karakterisasi pelaporan berita yang homogen. Jurnalisme paket terjadi karena ketergantungan reporter hanya mengandalkan satu sama lain dengan acuan satu sumber. Sumber yang diyakini shahih secara otoritas, sekalipun kontradiktif dengan realita di lapangan.
Sebelum mendalami ilmu dan data, perlu diketahui bahwa pemerintah tidak mempublikasikan detail metode, kajian dan data tentang keamanan vaksin. Vaksin yang disetujui di bawah EUA (Otorisasi penggunaan darurat), akan tetapi rincian persetujuan tidak tersedia untuk umum. Jika sesuatu yang begitu penting disembunyikan dari publik, adalah tugas kita untuk mempertanyakannya.
Pada bulan Mei, sebanyak 57 dokter dan ilmuwan kelas dunia memperingatkan tentang risiko besar dari vaksin. Peringatan mereka sudah menjadi kenyataan. Kekhawatiran dan pertanyaan mereka, semua berdasarkan ilmu pengetahuan yang sangat serius, telah diabaikan oleh persetujuan vaksin. Klik disini untuk detil publikasi.
Militer Australia secara resmi mengklasifikasikan vaksin Covid 19 sebagai racun: Dokumen Resmi
Para ilmuwan telah menemukan bahwa vaksin Pfizer membuat perubahan luas pada seluruh sistem kekebalan tubuh. Tidak ada yang tahu seberapa parah konsekuensi jangka panjangnya. Vaksin ini bahkan mengubah respon imun terhadap bakteri, jamur dan tumor (kanker). Klik disini untuk detil studi.
Protein lonjakan dari virus Sars-Cov-2 (Covid 19) bersifat racun dan menyebabkan banyak penyakit dan kerusakan yang dialami oleh pasien Covid. Sebagian besar vaksin Covid 19 menyebabkan produksi protein lonjakan di dalam tubuh manusia. Ini berarti vaksin tersebut menciptakan racun yang sama yang membuat orang sakit akibat Covid 19. Studi
Adalah studi serius baru yang dengan jelas menunjukkan bagaimana vaksin dapat membuat orang yang divaksinasi lebih sakit (dan meninggal) daripada yang tidak divaksinasi melalui mekanisme yang disebut ADE. Kita bisa melihat indikasi efeknya sudah terjadi di Israel. Klik disini untuk detil studi.
Menurut penuturan resmi, vaksin tinggal di otot lengan, tidak menyebar ke seluruh tubuh. Pada kenyataannya, vaksin mempengaruhi semua organ. Kami telah menemukan dokumen tersembunyi dari Pfizer dan AstraZeneca yang menunjukkan bagaimana setiap organ utama terpengaruh. Ini adalah penjelasan yang mungkin untuk tingginya jumlah penyakit serius dan kematian akibat vaksin. Dokumen Pfizer | Dokumen AstraZeneca
Di Israel, yang memiliki tingkat vaksinasi lebih dari 80% dan yang memulai vaksinasi sangat awal, 60% orang divaksinasi yang dirawat di rumah sakit dengan covid mengalami “sakit parah”.
Bahkan Direktur US CDC memperingatkan bahwa vaksin telah gagal, orang yang divaksinasi diperkirakan berisiko menjadi sakit parah. Dia sepertinya mengonfirmasi ADE tetapi tanpa mengucapkan kata ADE.
Data resmi FDA: 86% Anak-anak mengalami Reaksi Merugikan terhadap Vaksin Pfizer Covid-19 dalam Uji Klinis. Dokumen FDA (Halaman 25)
Data pemerintah Inggris menunjukkan sebagian besar Kematian Covid-19 adalah di antara yang Divaksinasi dan menunjukkan bahwa Vaksin memperburuk penyakit. Dokumen (Tabel 5 Halaman 21)
Data resmi Taiwan Oktober 7 2021: Kematian akibat vaksinasi COVID-19 melebihi kematian “akibat” COVID-19. Kematian akibat vaksin: 852 | Kematian “akibat” COVID-19: 844 (sumber)
Studi Patologis dari Korea Selatan Membuktikan Kematian Akibat Vaksin Pfizer (Miokarditis): Studi
Studi peer review: Vaksin Pfizer merusak kesehatan remaja. Studi
Untuk teman-teman yang memiliki pemahaman yang baik tentang sains, inilah studi terbaik sejauh ini menganalisis semua bahaya yang terkait dengan vaksin mRNA, yang belum dipelajari atau diklarifikasi dalam persetujuan vaksin. Studi ini juga dapat menjelaskan banyak reaksi merugikan yang parah dan kematian yang disebabkan oleh vaksin ini. Studi
Studi peer reviewed menunjukkan 81% dari 900an participant ibu hamil untuk vaksin jenis mRNA mengalami spontaneous abortion (aborsi spontan) tidak lama setelah menerima. Studi
Untuk lebih jelasnya dan banyak bukti tentang bahaya, kematian dan penderitaan akibat vaksin Covid 19 di Indonesia dan seluruh dunia, silahkan baca juga artikel ini.
Banyak yang tidak mengetahui karena tidak banyak dikabarkan oleh media, bahwasanya merk vaksin yang digunakan saat ini masih menjalani fase percobaan (trial) dan belum selesai.
- PFIZER. Actual Study Start Date : April 29, 2020. Estimated Primary Completion Date : November 2, 2021. Estimated Study Completion Date : May 2, 2023. Sumber.
- MODERNA. Actual Study Start Date : July 18, 2019. Estimated Primary Completion Date: June 30, 2022. Estimated Study Completion Date: June 30, 2024. Sumber.
- ASTRAZENECA. Actual Study Start Date : August 28, 2020. Actual Primary Completion Date : March 5, 2021. Estimated Study Completion Date: February 14, 2023. Sumber.
- SINOVAC. Actual Study Start Date: July 21, 2020. Actual Primary Completion Date: December 17, 2020. Estimated Study Completion Date: February 2022. Sumber.
- JANSSEN (Johnson & Johnson). Actual Study Start Date: September 7, 2020. Actual Primary Completion Date: January 22, 2021. Estimated Study Completion Date: January 2, 2023. Sumber
Perspektif
Ada banyak masalah dan bahaya lain, tetapi tujuan artikel ini bukan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang semua data dan sains. Narasi resmi umum “semua vaksin aman” sudah terbukti salah. Adalah tugas pemerintah untuk mengatasi semua bahaya dan kekhawatiran ini dengan penelitian, studi, dan data yang serius.
Mereka mengatakan vaksin itu aman, mereka ingin menyuntikkan kepada semua orang, jadi tugas mereka untuk membuktikan tanpa keraguan bahwa klaim mereka benar. Namun, berapa banyak kasus efek samping hingga berujung kematian setelahnya, tidak ada satupun diakui bahwasanya ada faktor vaksin di dalamnya?
Ketika kematian datang, Covid diindikasikan sebagai penyebab utama walaupun ‘dibumbui sedikit’ istilah komorbid sebagai penguat. Sebaliknya, ketika kematian terjadi pasca vaksinasi, maka komorbid menjadi alasan utama mendominasi penyebab kematian.
“Ketika kematian datang, maka covid menjadi alasan utama penyebab dengan dibumbui sedikit kosakata komorbid, namun kadarnya sedikit ketimbang virus covid itu sendiri. Kemudian, ketika kematian pasca vaksinasi melanda, justru komorbid menjadi alasan utama yang digaris bawahi sebagai faktor utama.”
Tentu saja terserah kepada setiap orang untuk membuat keputusan sendiri tentang kesehatan mereka, dan membandingkan evaluasi risiko / manfaat mereka sendiri dari vaksinasi. Pemerintah dan media tidak berhak atas apa, dan apa yang tidak, harus kita lakukan terhadap kesehatan pribadi kita masing-masing. Ini juga merupakan hak asasi manusia.
Bukankah, Pasal 5 UU 36/2009 tentang Kesehatan memberi Kita hak khusus: (2) Setiap orang memiliki hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. (3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya
Hak-hak tersebut juga berada di atas peraturan vaksin apa pun. Ini prinsip hierarki hukum, Undang-undang dibuat oleh DPR (yakni rakyat) dan langsung di bawah konstitusi. Bukankah Undang-undang memiliki posisi yang lebih tinggi dari peraturan presiden (Perpres) dan di bawahannya?
“Jika peraturan yang lebih rendah, justru bertentangan dengan UU yang lebih tinggi, maka UU yang lebih tinggi menang di pengadilan.”
Kami berharap kami telah memberikan informasi yang berharga untuk membandingkan dengan disinformasi dan kurangnya ilmu pengetahuan dari pemerintah dan media.
Memahami berarti tidak sekedar mengetahui. Terinformasi berbeda dengan teredukasi. Berpikirlah kritis, terbuka, tanpa diliputi ketakutan untuk berani lebih terbuka.
Menjadikan mayoritas menjadi acuan dalam bersikap, apalagi berpikir, cenderung mengarah ketidakpuasan akal yang seharusnya bisa lebih semakin sehat kian hari.
Salus populi suprema lex. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi!