Interaksi manusia dengan lingkungan dipengaruhi oleh kemampuannya beradaptasi. Salah satunya adalah sistem imunitas atau kekebalan terhadap penyakit. Konsep ini berkembang seiring dengan menguatnya konsep germ theory ( teori kuman ).
Teori kuman yang dikembangkan oleh Louis Pascal dan Robert Koch menyebutkan jika penyebab penyakit adalah kuman. Lawannya adalah terraine theory ( teori lingkungan ) yang dikembangkan oleh Antoine Bèchampś. Dalam perkembangannya teori kuman lebih diterima dan berkembang dalam dunia kedokteran. ¹
Salah satu bentuk pengembangan dari teori kuman adalah imunologi. Cabang ilmu mempelajari bagaimana respons organisme terhadap penyebab penyakit, yaitu kuman. Atas dasar ilmu ini mulai dikenal pendekatan terapi imunisasi/ vaksinasi. Yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit. ²
Dikenal dua jenis imunitas yang dimiliki manusia dan mamalia lainnya. Pertama, innate immunity. Yaitu kekebalan dasar tanpa perlu adanya stimulus atau rangsangan infeksi sebelumnya. Bersifat tidak spesifik tidak terbatas pada satu jenis agen infeksi. Melibatkan hampir seluruh sel tubuh. Terutama yang memiliki organel lisosom dan peroksisom. Hasilnya setiap jenis agen infeksi akan dibersihkan secara sempurna. ²’³
Kedua, adaptive immunity. Yaitu kekebalan lanjutan yang merupakan respons terhadap adanya agen infeksi. Bersifat spesifik hanya pada agen infeksi tertentu yang telah diingat sel imunitas sebelumnya. Tidak bisa terjadi pada agen yang belum pernah diingat sel imunitas sebelumnya. Hanya melibatkan sel imunitas terutama sel limfosit T. ²
Kedua jenis imunitas tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pada innate imunity bekerja terutama saat hormon glukagon dilepaskan. Sehingga saat tidak ada sinyal hormon glukagon maka sistem ini tidak bekerja. Sistem ini juga menimbulkan efek samping sindroma metabolik. Yaitu peningkatan berbagai metabolit yang merupakan hasil katabolisme oleh lisosom dan peroksisom. ³
Terjadi peningkatan gula darah, asam lemak bebas, keton, urea dan kreatinin. Sehingga seringkali diartikan sebagai penyakit. Padahal penanggulangannya cukup mudah. Hanya dengan menjaga keseimbangan cairan dengan cara minum sebanyak mungkin setiap selesai buang air kecil. Maka kelebihan metabolit tersebut akan dikeluarkan melalui urine. ⁴
Pada adaptive immunity awalnya tidak diduga adanya peran hormon glukagon. Namun ternyata peran hormon ini juga dibutuhkan saat terjadinya proses pencernaan antigen oleh sel imun. Proses pencernaan tersebut akan efektif jika melibatkan lisosom dan peroksisom daripada hanya dilakukan oleh retikulum endoplasma. ⁵
Kelemahan lain dari adaptive immunity adalah sifatnya yang spesifik. Sehingga saat berhadapan dengan agen infeksi yang bermutasi secara cepat menjadi tidak berfungsi. Namun adaptive immunity memiliki respon yang lebih cepat dibanding innate immunity. Saat fungsinya optimal akan bekerja tanpa disertai dengan keluhan apapun. ⁶
Sayangnya untuk infeksi virus corona adaptive immunity ini tidak bisa diandalkan. Sebagaimana halnya virus RNA lainnya virus corona bermutasi sangat cepat. Dalam penelitian yang dilakukan tahun 2018 diketahui kecepatan mutasi terjadi setiap 4-8 jam sekali. Sehingga dalam satu hari terjadi paling tidak 3 kali mutasi. Sedangkan antibodi yang dihasilkan tetap tidak berubah. ⁷
Pada infeksi oleh agen lain adaptive immunity dapat diandalkan. Terutama untuk agen infeksi bakteri dan virus DNA. Sayangnya pemberian antibiotik dan antivirus yang tidak bijaksana seringkali memicu percepatan mutasi pada agen-agen infeksi tersebut. Sehingga banyak vaksin berbasis bakteri yang sebelumnya efektif jadi menurun efektivitasnya. Bukan karena menurunnya jumlah antibodi tetapi karena kompatibilitas antigen – antibodinya yang menurun.
Perlu dikembangkan jenis vaksin baru berbasis strain kuman terbaru agar kompatibilitas antigen-antibodi dapat dipertahankan. Penggunaan antibiotik dan antivirus harus lebih bijak. Jangan sampai memicu terjadinya mutasi sebagai upaya survival agen infeksi tersebut.
Alangkah lebih baik pengobatan tersebut disertai dengan penerapan prinsip autofagi. Karena baik pada innate immunity maupun adaptive immunity tergantung pada fungsi lisosom dan peroksisom. Inilah inti dari mekanisme autofagi.
Salam dari Indonesia,
Dokter Kampung
Referensi
- https://en.wikipedia.org/wiki/Germ_theory_denialism#Terrain_theory?wprov=sfla1
- https://en.wikipedia.org/wiki/Immunology?wprov=sfla1
- https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-15-0602-4_27
- https://www.statpearls.com/point-of-care/31037
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0753332220310519
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213231720309642
- https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.2006459