Pembaca reguler website ini mungkin akan terkejut dengan judul artikel kali ini, apakah investigasi.org bergabung dengan propaganda media mainstream yang menyebarkan ketakutan? Sebaliknya, kami hanya menyampaikan kenyataan dan dalam artikel ini, kami akan menunjukkan mengapa tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang varian yang bernama Omicron ini, melainkan justru menganggap bahwa Omicron ini adalah hal yang baik.
Omicron tidak berbahaya
Mari kita lihat beberapa data yang diterbitkan oleh salah satu jurnal ilmiah paling terkemuka di dunia “The Lancet” (Link ke jurnal)
- 80-90% orang yang terinfeksi Omicron tidak menunjukkan gejala, artinya sistem kekebalan tubuh kita mampu melawan dan membunuh infeksi dengan sangat cepat dan efisien sehingga kita bahkan tidak menyadari bahwa kita telah terinfeksi.
- Dibandingkan dengan varian sebelumnya, Omicron menyebabkan 80-90% lebih sedikit perawatan intensif dan kematian.
Sesuai data resmi Kemenkes pada 26 Januari lalu, di Indonesia hanya ada 3 orang yang meninggal dari total hampir 2000 kasus Omicron. Itu adalah tingkat kematian yang luar biasa rendah (CFR), hanya 0,15%. Selain itu, 3 kematian tersebut adalah orang tua dengan komorbiditas ekstrim dan 2 orang yang sudah divaksin lengkap (1 bahkan sudah menerima booster). Kita juga dapat melihat bahwa hampir semua orang yang dirawat di rumah sakit dengan Omicron telah divaksinasi lengkap dan banyak juga yang sudah mendapatkan suntikan booster.
Tangkapan layar dari konferensi pers resmi Kemenkes pada 26 Januari dengan data:
Semua data lain dari seluruh dunia mengkonfirmasikan tren ini, meskipun kami melihat gelombang besar kasus baru, hampir tidak ada peningkatan kematian. Jika ada yang ingin menjelajahi semua data dari semua negara, sumber terbaik untuk itu adalah https://ourworldindata.org/coronavirus
Banyak orang di media sosial sudah menyebut Omicron sebagai “Omiflu” karena sama atau bahkan penyakit ini tidak lebih berbahaya dari flu biasa atau bisa juga dikatakan sama seperti flu biasa. Orang-orang dengan otak yang berfungsi normal telah menyadari hal ini dan kembali ke kehidupan normal seperti biasanya, hanya anggota “sekte Covid” yang menyembah pandemi dan propaganda media yang masih hidup dalam ketakutan dan juga bergabung dalam antrian panjang untuk mendapatkan booster.
Vaksin dan Booster
Kami mulai dengan kutipan dari artikel Lancet yang ada di awal artikel ini: “intensitas penularan Omicron sangat tinggi sehingga tindakan kebijakan—misalnya, meningkatkan penggunaan masker, memperluas cakupan vaksinasi pada orang yang belum divaksinasi, atau memberikan dosis ketiga vaksin COVID-19 – yang diambil dalam beberapa minggu ke depan akan berdampak terbatas pada jalannya gelombang Omicron.”
Dengan bahasa sederhana, sesuai judul artikel ini, semua orang pada akhirnya akan terinfeksi tidak perduli apa pun juga yang lakukannya. Jadi, daripada membuang-buang waktu, energi, ketakutan, dan uang untuk langkah-langkah yang akan berdampak sangat kecil atau bahkan tidak berdampak sama sekali, mari kita kembali hidup normal seperti biasanya.
Mereka yang secara objektif mengikuti berita telah memperhatikan bahwa hampir hanya orang yang telah divaksinasilah yang terkena Omicron:
Dalam artikel kami “Fakta Sebenarnya tentang Omicron” sejak awal Desember ketika Omicron pertama kali muncul, kami telah memperkirakan hal ini dan juga menjelaskan rincian ilmiah mengapa varian Omicron disebabkan oleh orang yang divaksinasi, disebarkan ke seluruh dunia oleh orang- orang yang sudah divaksinasi, hanya mempengaruhi orang yang divaksinasi, serta mengapa vaksin tidak mungkin memiliki efektivitas terhadap Omicron.
Dalam artikel tersebut kami telah menjelaskan bagaimana kerusakan yang ditimbulkan akibat vaksin pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang yang divaksinasi berisiko lebih tinggi terkena Omicron daripada yang tidak divaksinasi. Ilmu pengetahuan sudah jelas menerangkan tentang ini. Hal tersebut sekarang telah dikonfirmasi oleh data dari Kanada dan Denmark, 2 jurnal baru (pre-print) telah menunjukkan bahwa vaksin memiliki efektivitas negatif, yang berarti meningkatkan risiko alih-alih menurunkannya.
Studi Kanada: Asli | Terjemahan bahasa Indonesia
Studi Denmark: Asli | Terjemahan bahasa Indonesia
Data dari UK juga sangat jelas:
Kasus, rawat inap dan kematian “akibat” Covid19 di Skotlandia:
Kasus di Inggris:
Rawat inap di Inggris:
Kesimpulan dalam artikel kami sebelumnya bahwa cara paling aman untuk melindungi dari Omicron adalah dengan TIDAK mendapatkan vaksinasi telah dikonfirmasi, bahkan diperkuat.
Grafik berikutnya menunjukkan gelombang Omicron di beberapa negara lain dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, jumlah kasus yang sangat besar, jauh lebih besar daripada gelombang sebelumnya meskipun cakupan vaksinasi hampir seluruh dari populasi. Akan tetapi kasusnya juga sangat cepat turun dari puncaknya.
Kami menyimpan negara paling favorit kami yaitu Israel untuk yang terakhir; negara dengan kebijakan vaksinasi massal paling gila, tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, hampir seluruh penduduk sudah disuntik dengan booster dan bahkan banyak yang sudah dosis ke-4. Mereka baru saja memecahkan rekor dunia baru untuk kasus baru, berikut grafik perbandingan Israel dengan negara lain. Mereka membuat wabah di negara lain terlihat sangat kecil.
Kesimpulan
Sudah waktunya untuk membubarkan sekte Covid. Kebijakan vaksinasi pemerintah tidak pernah masuk akal sejak awal dan sangat ilegal, melanggar semua undang-undang yang berhubungan dengan kesehatan dan konstitusi. Dengan Omicron ini, akhirnya menjadi jelas bahkan bagi orang-orang yang hanya memiliki sedikit akal sehat yang tersisa di otak mereka yang telah dicuci.
Kami sudah terbiasa melihat orang-orang yang meninggal karena vaksin, tapi sekarang tidak ada satu hari pun tanpa berita mengenai anak-anak yang meninggal karena vaksin Covid19 eksperimental yang seharusnya tidak diperlukan ini. Ditambah lagi, dengan upaya kriminal oleh kemenkes untuk menutupi kasus ini dengan kebohongan tentang penyebab kematian. Baca juga artikel kami dengan semua bukti bahwa vaksinasi anak adalah penipuan: Artikel
Bangunlah, teman-teman! Sudah saatnya untuk ambil tindakan. Setidaknya semua orang bisa menolak untuk di vaksin, namun jika sudah divaksinasi, anda bisa menolak untuk menerima booster yang akan dapat meningkatkan risiko kematian anda baik dari vaksin maupun Omicron.
Dengan hadirnya Omicron, covid berubah dari pandemi menjadi endemi dan semua orang akan mendapatkan kekebalan alami yang kuat dari Omicron. Sekalipun ada varian baru di masa yang akan datang, kita semua akan terlindungi dengan baik. Jadi, Omicron itu seperti vaksinasi alami. A blessing in disguise.
Dasar dari vaksinasi “wajib” adalah bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk melindungi kesehatan orang lain. Namun, pemerintah tahu sejak awal bahwa vaksin tidak mencegah infeksi dan penularan, yang berarti seluruh vaksinasi “wajib” tidak berdasar dan ilegal sejak awal. Pernyataan Kemenkes pada Januari 2021 adalah buktinya:
Tautan Artikel: https://www.inews.id/news/nasional/jubir-vaksin-covid-19-bukan-mencegah-penularan
Semuanya akan segera berakhir, tindakan hukum terhadap pemerintah makin meningkat, termasuk dari kami. Kami sekarang melihat berita harian tentang negara-negara yang menghentikan semua mandat & pembatasan terkait Covid dan vaksin yang makin hari makin bertambah jumlahnya. Bahkan Inggris yang sebelumnya memiliki pembatasan dan persyaratan vaksin paling gila telah menghentikan segalanya. Artikel: Inggris Mengakhiri Semua Persyaratan Vaksin dan Masker
Vaksin, PPKM, Prokes termasuk masker dan semua tindakan lainnya tidak berpengaruh dan gagal. Sudah waktunya untuk mengakui itu dan kembali ke kehidupan normal, BUKAN new normal. Tujuan keberadaan kita di dunia bukanlah untuk membuat perusahaan farmasi dan pejabat pemerintah yang korup menjadi kaya, tetapi untuk menikmati waktu kita yang terbatas di dunia ini sebanyak mungkin dan memetik hikmah di dalamnya. Jangan pernah lupakan itu.